Senin, 11 Februari 2013

Di Stasiun Kereta Yogyakarta


Ting...tong ting tong....ting.... ting.........tong.......tong
"Perhatian-perhatian segera di berangkatkan dari jalur no.2 kereta api jurusan Yogyakarta....." suara itu menggema di stasiun Bandung, dimana aku mulai perjalananku, dan pagi ini cerah sekali, secerah suasana hatiku. Perlahan  kereta kelas bisnis yang ku tumpangi merangkak meninggalkan stasiun, membuatku terombang-ambing diatas tempat dudukku, yang meski empuk, tapi cukup untuk membuatku kecapekan.
Perjalananku kali ini, menemui seorang cowok yang sudah mengisi hari-hariku beberapa bulan terakhir, meski hanya lewat suara..... tapi sudah membuatku jatuh cinta seperti judul lagu  " I KNEW I LOVE YOU" nya Savage Garden. Cowok yang kukenal lewat dunia maya, hari ini akan kutemui bukan hanya lewat suara tapi aku juga akan bisa menjabat tangannya, berdebar rasanya.
7 jam perjalanan Bandung-Yogyakarta akhirnya sampai juga. Suara penumpang dan suara pedagang asongan yang keras seakan menambah panasnya suhu dalam kereta yang meski ada AC tetep aja panas. suara klakson kereta yang panjang menandakan kereta akan sampai ke stasiun terdekat.
"Jogja, Jogja !! mbak turun Jogja ya?" tanya seorang pedagang padaku.
"Iya bang, berapa lama lagi nih bakal sampai ya?" tanyaku balik.
"15 menit paling mbak siap-siap aja dulu" katanya lagi. Segera saja ku ambil tas yang tak begitu berat. Tas warna pink merek  "NIKE" kebanggaanku  berisi beberapa baju dan perlengkapan selama di Jogja dan juga beberapa buah tangan untuk teman-temen di rumah kontrakan mu.
"Selamat datang disini Stasiun Yogyakarta, stasiun terakhir kereta api bisnis Bandung-Yogyakarta, bagi para penumpang periksa kembali bawaan anda.....", suara dari stasiun itu menggema seakan mengingatkan semua penumpang, tak terkecuali aku yang segera bergegas menuju pintu keluar yang sudah penuh sesak. mataku menyapu  dan mencari-cari sosok seorang cowok dengan rambut sebahu, dengan kaos oblong kesukaannya, celana jeans usang dengan sepatu kets khas anak kuliahan.... mataku masih mencari-cari.
"Hai Riska ya?" sapamu tiba-tiba yang sudah ada disampingku
"I-iya" jawabku ragu dan kaget juga, "Kamu kak Fian ya?" tanyaku lagi. sambil mengulurkan tangan "iya aku Fian" jawabmu. Sekejap kita terdiam, saling pandang, tersenyum, dan aku yakin senyumanku adalah yang termanis saat itu yang kuberikan untukmu. Sambil mengatur detak jantungku yang tiba-tiba tak beraturan  kencang sekali dan debaran-debaran halus di hatiku saat tangan kita bersentuhan. "Aku Riska kak akhirnya kita bisa berjumpa ya". ya ku akui aku bahagia sekali bisa bertemu dengan kak Fian yang sudah membuatku jatuh cinta. cowok yang belum ku tahu siapa tapi sudah memberiku kenyamanan meski hanya lewat suara, sekarang ada di hadapanku, jujur ingin sekali aku berhambur memeluknya, dan mencurahkan semua kebahagiaanku dengan perjumpaan ini,  dengan cinta ini. tapi aku malu hehheh. dikiranya aku cewek apaan lagi. Gengsi ah padahal pengen banget. "Gimana perjalananmu Riska?" tanyamu memulai obrolan kita. "Pasti capek. Sudah makan?" ucapmu lagi sambil mengambiltas warna pink yang kubawa di tangan kananmu dan menggandengku mesra di tangan kirimu. aku hanya menunduk saja, mencoba menyembunyikan wajah merahku karena malu.
"Motorku ku parkir diseberang jalan sana, kita makan dulu ya lumayan laper nih" katamu. Dan aku hanya mengiyakan saja, masih ada rasa sungkan untuk ngobrol lebih panjang.
Setengah jam perjalanan dari stasiun, sampailah kita di rumah kontrakanmu yang tak jauh dari kampus tempatmu kuliah. Ada beberapa teman di rumah itu yang kak Fian kenalkan padaku, ada Silaen yang asli luar jawa, si Jaka yang asli sunda, dan Made yang asli Bali dan selalu jadi bahan godaan karena tubuh tambunnya alias gendut. Seru banget kebersamaan dengan mereka. Setelah sedikit basa basi dan membagikan oleh-oleh aku permisi masuk kamar istirahat. perjalanan tadi membuatku kehabisan banyak energi, capek, lelah, mengantuk, campur jadi satu. Suara ketukan pintu itu membuatku terbangun sebentar.Kubuka dan ternyata kak Fian. " Maaf mengganggu aku ambil sesuatu, kamu istirahatlah, met tidur sayang, mimpi indah ya." ucapmu yang membuatku kaget dan terdiam, ingin sekali aku menjawab " iya sayang,  mimpi indah denganmu" tapi lidahku serasa mati, yanng akhirnya aku hanya mengangguk saja.
Hampir tengah malam aku terbangun, dan kulihat kak Fian tidur di lantai samping  ranjang dikamar itu, diam-diam aku lihat dan pandangi wajahnya " inilah cowok yang sudah membuatku jatuh cinta. terimakasih sayang sudah memberiku cinta" lama sekali ku pandangi dia sambil senyum sendiri. Ada kebahagiaan yang memenuhi seluruh ruang di hatiku, cinta itu tumbuh begitu cepat diantara kami. dan saat aku keasyikan menikmati setiap lekuk wajahnya tanpa kusadari kak Fian terbangun.
"Hayoo.. ketahuan lagi melamun nih... lagi ngelamunin aku ya?" godanya..
"Gak kok GR ah." jawabku menghindar, malu banget sebenarnya ketahuan hehehe lalu aku ketawa saja dengan wajah yang entah berwarna apa. Secara tiba-tiba kak Fian memegang tanganku dan memandangiku lama banget. "Riska, aku ingin semua ini terus berlanjut, terus dan terus, aku serius, aku sayang kamu" ucapmu dengan ketulusan yang bisa kubaca dari sorot matamu. kemudian pelan lembut sekali kau kecup keningku yang membuatku terlena dengan kehangatan yang kau berikan, kupejamkan mataku, menikmati getaran-getaran bibirmu yang melumat bibirku menyalurkan perasaan cinta yang menyelusup ke hatiku, aku terkesiap sejenak tapi kemudian, kubiarkan saja  cinta kita yang berbicara, "aku pun sayang kamu kak Fian" jawabku setelah kau usaikan kecupanmu, lalu kau bawa aku dalam pelukanmu. kembali kehangatan, kenyamanan itu hadir, aku merasa nyaman tenggelam dalam pelukanmu, mendengar irama jantungmu dan desahan nafasmu. Tapi tiba-tiba krucccuuuuk..... kruuuucuuuuk... suara asing itu terdengar keras sekali. kemudian kami saling pandang dan tertawa bersama. ternyata perut kami teriak minta di isi. hahahhah malu juga sebenarnya.
"Gantilah baju kita keluar cari makan" ajakmu.
"Ha .... malam begini kak? mana ada yang buka?" kataku
"Riska sayang pasti ada, kita cari ya, laper nih entar malah gak bis atidur lho" ucapmu
akhirnya kita keluar padahal saat itu sudah jam 2 dini hari. Di perempatan rumah kontrakan kak Fian ada warung yang masih buka. "Nasi Gudeg sama telur mbok satu. satunya pake ayam ya makan sini" pesanmu pada mbok penjual nasi itu. Dan malam itu kita makan lahap sekali sambil becanda gak terasa sampai pagi.
Aku begitu menikmati kebersamaan kita, rasanya tak ingin jauh darimu semenit saja. maklum lagi jatuh cinta, penyakit biasa.... hahhhahhahha. Menghabiskan malam menyusuri jalanan di Malioboro, nonton konser musik yang pulangnya jalan kaki meski jauhnya gak ketulungan tapi bersama kak Fian semua akan terasa indah dan tetap senang lalu aku ikut ke acara kak Fian dengan Mapalanya. ke Pantai Parangtritis.
Kala itu angin laut membelaiku dengan kesejukannya, memainkan rambut kita hingga teracak-acak. hari itu diatas bukit dekat pantai Parangtritis di sebuah landasan yang entah untuk apa aku duduk disamping kak Fian kusandarkan kepalaku di pundaknya memandang jauh ke pantai parangtriris dari atas indah sekali. Buih-buih putih ombak yang mencium bibir pantai, menjilati kaki mereka yang menyusuri keindahan pasir. Langit yang seakan mudah kugapai terasa dekat  dan indah sekali, dunia serasa hanya ada aku dan kamu. saat itu yang aku pikirkan hanya tak ingin jauh darimu. dan ingin selalu bersamamu. Keesokan paginya kita kembali ke kontrakan, berkemas untuk kepulanganku kembali ke Bandung.
Tak terasa  waktuku sudah habis, aku harus kembali pulang melanjutkan pekerjaanku, Berat rasanya meninggalkan kak Fian yang sudah mengambil seluruh cintaku dan mengeruk sebagian jiwaku untuk bersamanya... tapi aku harus pergi untuk pekerjaanku....
"Riska aku berharap ini bukan pertemuan terakhir kita, semua akan berlanjut seperti ombak di Parangtritis yang tak pernah putus, aku mencintaimu." ucapmu dengan ketulusan.
"Aku juga ingin seperti itu kak, tapi apakah kita bisa kak?" ungkapku tentang setitik keraguanku dengan hubungan jarak jauh ini.
"Percaya. yakin dengan cinta kita, semua pasti akan baik-baik saja." ucapmu menyakinkanku.
"Aku akan selalu merindukanmu kak Fian" ucapku. Tak terasa airmataku terjatuh tak sanggup rasanya harus jauh darinya.
"Rindu,sayang dan cinta ada dalam hati kita Riska, selama kita saling mencintai, saling percaya, rasa rindu itu pasti akan hadir menghiasinya, akupun juga akan selalu merindukanmu." katamu menyejukkan hatiku.
aku menghamburkan kepelukannya berharap hati ini akan tenang. Kak Fian mengecup keningku berkali-kali mencoba memberiku kekuatan.
"Perhatian, segera diberangkatkan dari jalur 3 kereta api jurusan Bandung, bagi para penumpang yang masih ada dibawah diharap segera naik kekereta terimakasih."
Peringatan itu membuatku melepaskan pelukanmu kak, lalu aku melangkah kearah kereta di hadapan kita, masuk ke dalam, menghilang , berbaur dengan penumpang satu tujuan. Kak Fian menatapku dari luar jendela dengan senyumnya yang begitu dalam tertanam di hatiku. kembali airmata ini jatuh, seakan melepaskan kesesakan di dadaku dengan perpisahan ini. Pelan kereta itu membawaku pergi meninggalkanmu kak Fian. Samar-samar kudengar lagu "Pergi Untuk Kembali" nya Ello. yang membuatku terisak dalam kesendirian. Aku akan kembali untukmu kak. Cinta ini akan menjadi nyawa dalam setiap langkahku.
Aku akan merindukan semua tentangmu.
I LOVE U KAK FIAN.............................


June, 2012
choo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar