Ting...tong
ting tong....ting.... ting.........tong.......tong
"Perhatian-perhatian
segera di berangkatkan dari jalur no.2 kereta api jurusan Yogyakarta....."
suara itu menggema di stasiun Bandung, dimana aku mulai perjalananku, dan pagi
ini cerah sekali, secerah suasana hatiku. Perlahan kereta kelas bisnis yang ku tumpangi
merangkak meninggalkan stasiun, membuatku terombang-ambing diatas tempat
dudukku, yang meski empuk, tapi cukup untuk membuatku kecapekan.
Perjalananku
kali ini, menemui seorang cowok yang sudah mengisi hari-hariku beberapa bulan
terakhir, meski hanya lewat suara..... tapi sudah membuatku jatuh cinta seperti
judul lagu " I KNEW I LOVE
YOU" nya Savage Garden. Cowok yang kukenal lewat dunia maya, hari ini akan
kutemui bukan hanya lewat suara tapi aku juga akan bisa menjabat tangannya,
berdebar rasanya.
7 jam
perjalanan Bandung-Yogyakarta akhirnya sampai juga. Suara penumpang dan suara
pedagang asongan yang keras seakan menambah panasnya suhu dalam kereta yang
meski ada AC tetep aja panas. suara klakson kereta yang panjang menandakan
kereta akan sampai ke stasiun terdekat.
"Jogja,
Jogja !! mbak turun Jogja ya?" tanya seorang pedagang padaku.
"Iya
bang, berapa lama lagi nih bakal sampai ya?" tanyaku balik.
"15 menit
paling mbak siap-siap aja dulu" katanya lagi. Segera saja ku ambil tas
yang tak begitu berat. Tas warna pink merek
"NIKE" kebanggaanku
berisi beberapa baju dan perlengkapan selama di Jogja dan juga beberapa
buah tangan untuk teman-temen di rumah kontrakan mu.
"Selamat
datang disini Stasiun Yogyakarta, stasiun terakhir kereta api bisnis Bandung-Yogyakarta,
bagi para penumpang periksa kembali bawaan anda.....", suara dari stasiun
itu menggema seakan mengingatkan semua penumpang, tak terkecuali aku yang
segera bergegas menuju pintu keluar yang sudah penuh sesak. mataku menyapu dan mencari-cari sosok seorang cowok dengan
rambut sebahu, dengan kaos oblong kesukaannya, celana jeans usang dengan sepatu
kets khas anak kuliahan.... mataku masih mencari-cari.
"Hai
Riska ya?" sapamu tiba-tiba yang sudah ada disampingku
"I-iya"
jawabku ragu dan kaget juga, "Kamu kak Fian ya?" tanyaku lagi. sambil
mengulurkan tangan "iya aku Fian" jawabmu. Sekejap kita terdiam,
saling pandang, tersenyum, dan aku yakin senyumanku adalah yang termanis saat
itu yang kuberikan untukmu. Sambil mengatur detak jantungku yang tiba-tiba tak
beraturan kencang sekali dan
debaran-debaran halus di hatiku saat tangan kita bersentuhan. "Aku Riska
kak akhirnya kita bisa berjumpa ya". ya ku akui aku bahagia sekali bisa
bertemu dengan kak Fian yang sudah membuatku jatuh cinta. cowok yang belum ku
tahu siapa tapi sudah memberiku kenyamanan meski hanya lewat suara, sekarang
ada di hadapanku, jujur ingin sekali aku berhambur memeluknya, dan mencurahkan
semua kebahagiaanku dengan perjumpaan ini,
dengan cinta ini. tapi aku malu hehheh. dikiranya aku cewek apaan lagi.
Gengsi ah padahal pengen banget. "Gimana perjalananmu Riska?" tanyamu
memulai obrolan kita. "Pasti capek. Sudah makan?" ucapmu lagi sambil
mengambiltas warna pink yang kubawa di tangan kananmu dan menggandengku mesra
di tangan kirimu. aku hanya menunduk saja, mencoba menyembunyikan wajah merahku
karena malu.
"Motorku
ku parkir diseberang jalan sana, kita makan dulu ya lumayan laper nih"
katamu. Dan aku hanya mengiyakan saja, masih ada rasa sungkan untuk ngobrol
lebih panjang.
Setengah jam
perjalanan dari stasiun, sampailah kita di rumah kontrakanmu yang tak jauh dari
kampus tempatmu kuliah. Ada beberapa teman di rumah itu yang kak Fian kenalkan
padaku, ada Silaen yang asli luar jawa, si Jaka yang asli sunda, dan Made yang
asli Bali dan selalu jadi bahan godaan karena tubuh tambunnya alias gendut.
Seru banget kebersamaan dengan mereka. Setelah sedikit basa basi dan membagikan
oleh-oleh aku permisi masuk kamar istirahat. perjalanan tadi membuatku
kehabisan banyak energi, capek, lelah, mengantuk, campur jadi satu. Suara
ketukan pintu itu membuatku terbangun sebentar.Kubuka dan ternyata kak Fian.
" Maaf mengganggu aku ambil sesuatu, kamu istirahatlah, met tidur sayang,
mimpi indah ya." ucapmu yang membuatku kaget dan terdiam, ingin sekali aku
menjawab " iya sayang, mimpi indah
denganmu" tapi lidahku serasa mati, yanng akhirnya aku hanya mengangguk
saja.
Hampir tengah
malam aku terbangun, dan kulihat kak Fian tidur di lantai samping ranjang dikamar itu, diam-diam aku lihat dan
pandangi wajahnya " inilah cowok yang sudah membuatku jatuh cinta.
terimakasih sayang sudah memberiku cinta" lama sekali ku pandangi dia
sambil senyum sendiri. Ada kebahagiaan yang memenuhi seluruh ruang di hatiku,
cinta itu tumbuh begitu cepat diantara kami. dan saat aku keasyikan menikmati
setiap lekuk wajahnya tanpa kusadari kak Fian terbangun.
"Hayoo..
ketahuan lagi melamun nih... lagi ngelamunin aku ya?" godanya..
"Gak kok
GR ah." jawabku menghindar, malu banget sebenarnya ketahuan hehehe lalu
aku ketawa saja dengan wajah yang entah berwarna apa. Secara tiba-tiba kak Fian
memegang tanganku dan memandangiku lama banget. "Riska, aku ingin semua
ini terus berlanjut, terus dan terus, aku serius, aku sayang kamu" ucapmu
dengan ketulusan yang bisa kubaca dari sorot matamu. kemudian pelan lembut
sekali kau kecup keningku yang membuatku terlena dengan kehangatan yang kau
berikan, kupejamkan mataku, menikmati getaran-getaran bibirmu yang melumat
bibirku menyalurkan perasaan cinta yang menyelusup ke hatiku, aku terkesiap
sejenak tapi kemudian, kubiarkan saja
cinta kita yang berbicara, "aku pun sayang kamu kak Fian"
jawabku setelah kau usaikan kecupanmu, lalu kau bawa aku dalam pelukanmu.
kembali kehangatan, kenyamanan itu hadir, aku merasa nyaman tenggelam dalam
pelukanmu, mendengar irama jantungmu dan desahan nafasmu. Tapi tiba-tiba
krucccuuuuk..... kruuuucuuuuk... suara asing itu terdengar keras sekali.
kemudian kami saling pandang dan tertawa bersama. ternyata perut kami teriak
minta di isi. hahahhah malu juga sebenarnya.
"Gantilah
baju kita keluar cari makan" ajakmu.
"Ha ....
malam begini kak? mana ada yang buka?" kataku
"Riska
sayang pasti ada, kita cari ya, laper nih entar malah gak bis atidur lho"
ucapmu
akhirnya kita
keluar padahal saat itu sudah jam 2 dini hari. Di perempatan rumah kontrakan
kak Fian ada warung yang masih buka. "Nasi Gudeg sama telur mbok satu.
satunya pake ayam ya makan sini" pesanmu pada mbok penjual nasi itu. Dan
malam itu kita makan lahap sekali sambil becanda gak terasa sampai pagi.
Aku begitu
menikmati kebersamaan kita, rasanya tak ingin jauh darimu semenit saja. maklum
lagi jatuh cinta, penyakit biasa.... hahhhahhahha. Menghabiskan malam menyusuri
jalanan di Malioboro, nonton konser musik yang pulangnya jalan kaki meski
jauhnya gak ketulungan tapi bersama kak Fian semua akan terasa indah dan tetap
senang lalu aku ikut ke acara kak Fian dengan Mapalanya. ke Pantai
Parangtritis.
Kala itu angin
laut membelaiku dengan kesejukannya, memainkan rambut kita hingga teracak-acak.
hari itu diatas bukit dekat pantai Parangtritis di sebuah landasan yang entah
untuk apa aku duduk disamping kak Fian kusandarkan kepalaku di pundaknya
memandang jauh ke pantai parangtriris dari atas indah sekali. Buih-buih putih
ombak yang mencium bibir pantai, menjilati kaki mereka yang menyusuri keindahan
pasir. Langit yang seakan mudah kugapai terasa dekat dan indah sekali, dunia serasa hanya ada aku
dan kamu. saat itu yang aku pikirkan hanya tak ingin jauh darimu. dan ingin
selalu bersamamu. Keesokan paginya kita kembali ke kontrakan, berkemas untuk
kepulanganku kembali ke Bandung.
Tak
terasa waktuku sudah habis, aku harus
kembali pulang melanjutkan pekerjaanku, Berat rasanya meninggalkan kak Fian
yang sudah mengambil seluruh cintaku dan mengeruk sebagian jiwaku untuk bersamanya...
tapi aku harus pergi untuk pekerjaanku....
"Riska
aku berharap ini bukan pertemuan terakhir kita, semua akan berlanjut seperti
ombak di Parangtritis yang tak pernah putus, aku mencintaimu." ucapmu
dengan ketulusan.
"Aku juga
ingin seperti itu kak, tapi apakah kita bisa kak?" ungkapku tentang
setitik keraguanku dengan hubungan jarak jauh ini.
"Percaya.
yakin dengan cinta kita, semua pasti akan baik-baik saja." ucapmu
menyakinkanku.
"Aku akan
selalu merindukanmu kak Fian" ucapku. Tak terasa airmataku terjatuh tak
sanggup rasanya harus jauh darinya.
"Rindu,sayang
dan cinta ada dalam hati kita Riska, selama kita saling mencintai, saling
percaya, rasa rindu itu pasti akan hadir menghiasinya, akupun juga akan selalu
merindukanmu." katamu menyejukkan hatiku.
aku
menghamburkan kepelukannya berharap hati ini akan tenang. Kak Fian mengecup
keningku berkali-kali mencoba memberiku kekuatan.
"Perhatian,
segera diberangkatkan dari jalur 3 kereta api jurusan Bandung, bagi para
penumpang yang masih ada dibawah diharap segera naik kekereta
terimakasih."
Peringatan itu
membuatku melepaskan pelukanmu kak, lalu aku melangkah kearah kereta di hadapan
kita, masuk ke dalam, menghilang , berbaur dengan penumpang satu tujuan. Kak
Fian menatapku dari luar jendela dengan senyumnya yang begitu dalam tertanam di
hatiku. kembali airmata ini jatuh, seakan melepaskan kesesakan di dadaku dengan
perpisahan ini. Pelan kereta itu membawaku pergi meninggalkanmu kak Fian.
Samar-samar kudengar lagu "Pergi Untuk Kembali" nya Ello. yang
membuatku terisak dalam kesendirian. Aku akan kembali untukmu kak. Cinta ini
akan menjadi nyawa dalam setiap langkahku.
Aku akan
merindukan semua tentangmu.
I LOVE U KAK
FIAN.............................
June, 2012
choo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar